Sumber foto: Universitas Airlangga
DI TENGAH krisis iklim dan tantangan global yang kian mendesak, universitas tidak lagi hanya dituntut mencetak lulusan pintar, tetapi juga harus menjadi agen perubahan. Kampus menjadi ladang ide, tempat solusi dilahirkan. Bukan hanya untuk ilmu pengetahuan, tapi juga untuk keberlanjutan bumi.
Salah satu cara menilai kualitas universitas masa kini adalah dengan melihat sejauh mana kontribusinya terhadap keberlanjutan global. Melalui University Impact Rankings 2025, Times Higher Education (THE) menilai ribuan universitas di dunia berdasarkan komitmen dan aksi mereka dalam mendukung 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang ditetapkan PBB untuk dicapai pada 2030. Penilaian ini mencakup berbagai aspek, seperti pengelolaan limbah, riset lingkungan, kesetaraan gender, hingga keterlibatan masyarakat.
Hasilnya, Western Sydney University di Australia menempati peringkat pertama dengan skor nyaris sempurna, 98,7. Disusul University of Manchester di Inggris dengan skor 98,4, universitas ini dikenal akan komitmennya pada isu kemiskinan dan pendidikan berkualitas.
Kyungpook National University dari Korea Selatan menyusul dengan 97,8, menunjukkan kiprah Asia Timur dalam aksi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sementara itu, Griffith University dan University of Tasmania, keduanya dari Australia, juga menonjol lewat riset kelautan dan konservasi alam.
Dari Amerika Serikat, Arizona State University turut masuk daftar dengan skor 97,1, selevel dengan Queen’s University dari Kanada, yang dikenal dengan program pengembangan komunitasnya. University of Alberta dan Aalborg University juga turut menguatkan dominasi universitas dari negara maju dengan pendekatan sistematis terhadap SDGs.
Namun yang membanggakan, Universitas Airlangga (Unair) dari Indonesia berhasil menempati peringkat ke-10 dunia dengan skor 96,9. Capaian ini menjadikan Unair sebagai satu-satunya wakil Asia Tenggara di 10 besar. Komitmen Unair terhadap SDGs tercermin dari berbagai programnya, mulai dari layanan kesehatan masyarakat, riset multidisipliner tentang kemiskinan dan ketahanan pangan, hingga inklusivitas pendidikan. Unair juga memperkuat posisinya lewat beasiswa dan pengembangan desa binaan.

Peringkat ini membuktikan bahwa keberlanjutan bukan monopoli negara maju. Komitmen terhadap SDGs bisa diwujudkan dari mana saja, termasuk dari kampus-kampus di Indonesia. Dan di tengah tuntutan global akan perubahan, perguruan tinggi yang benar-benar peduli pada masa depan bumi akan terus berdiri paling depan.(*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin