Negara Paling Percaya Peramal: Afrika Selatan Tertinggi, Indonesia Terendah

kaltimes.com
28 Sep 2025
Share

LILIN menyala di sudut ruangan, kartu tarot terbentang di meja kayu. Bagi sebagian orang, momen itu bukan sekadar permainan, melainkan upaya mencari jawaban tentang masa depan.

Di tengah ketidakpastian hidup, manusia kerap mencari cara untuk menebak yang akan datang. Profesi peramal pun bertahan dari masa ke masa. Namun, tren global menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap ramalan mulai menurun. Survei Pew Research Center pada 2024 mencatat, rata-rata hanya 12 persen orang di dunia yang masih percaya pada peramal, horoskop, atau hal sejenis.

Negara dengan Kepercayaan Tinggi

Meski angka global rendah, beberapa negara tetap menaruh keyakinan besar pada peramal. Afrika Selatan menempati posisi teratas dengan 47 persen warga percaya pada ramalan. Tradisi spiritual lokal dan praktik perdukunan modern membuat masyarakat masih menjadikan peramal sebagai sumber nasihat hidup.

India berada di urutan kedua dengan 45 persen. Masyarakat menganggap astrologi dan horoskop sebagai bagian penting dari budaya Hindu, bahkan sering memengaruhi keputusan besar seperti pernikahan atau karier.

Thailand mencatat 29 persen. Warga mengaitkan ramalan dengan praktik keagamaan Buddha dan ritual adat, sehingga peramal tetap hadir dalam kehidupan rohani mereka.

Kenya mencatat 23 persen. Banyak komunitas menjadikan peramal sebagai tokoh penting dan menempatkannya setara dengan pemimpin adat.

Filipina menutup lima besar dengan 22 persen. Warga memadukan mistisisme lokal dengan pengaruh Katolik, lalu memberi ruang bagi tradisi spiritual bercorak sinkretis.

Nigeria, Korea Selatan, dan Sri Lanka sama-sama mencatat 20 persen. Warga Nigeria menautkan ramalan dengan tradisi keagamaan lokal. Anak muda Korea Selatan ramai mengunjungi “fortune telling café” untuk mencari peruntungan. Di Sri Lanka, peramal bahkan ikut memengaruhi keputusan politik dan bisnis.

Jepang dan Singapura mencatat 19 persen. Warga dua negara modern ini tetap menyisakan ruang untuk horoskop, ramalan keberuntungan harian, dan ritual tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Indonesia Paling Rendah, Tapi Percaya Sihir

Indonesia justru muncul sebagai salah satu negara yang paling tidak percaya pada peramal. Hanya 7 persen responden mengaku mempercayai ramalan.

Namun, masyarakat Indonesia mencatat kepercayaan tinggi pada sihir, mantra, dan kutukan dengan angka 48 persen. Masyarakat lebih condong percaya pada praktik gaib tradisional dibanding ramalan modern seperti horoskop atau tarot.

Fenomena ini menunjukkan perbedaan cara pandang. Warga sering mengaitkan ramalan dengan budaya populer atau Barat, sedangkan sihir dan mantra terasa lebih dekat dengan tradisi lokal yang diwariskan turun-temurun.

Kepercayaan ini juga menegaskan bahwa masyarakat Indonesia melihat masa depan bukan lewat prediksi, melainkan lewat keyakinan pada kekuatan gaib yang mereka anggap nyata dalam kehidupan sehari-hari. (*)


Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin