Gelombang Migrasi: Malaysia Tampung 1,59 Juta, Jepang 108 Ribu WNI

kaltimes.com
22 Agu 2025
Share

DI BALIK gemerlap kota asing, ada jutaan kisah anak bangsa yang merantau demi harapan. Mereka meninggalkan kampung halaman, menempuh jarak jauh, dan menukar rasa rindu dengan peluang hidup yang lebih baik.

Jutaan orang Indonesia kini mencari peluang kerja di luar negeri. Data dari United Nations Department of Economic and Social Affairs (2024) menunjukan Malaysia menempati posisi pertama sebagai tujuan utama. Total lebih dari 1,59 juta orang Indonesia menetap di sana. Kedekatan geografis, kesamaan budaya, serta besarnya kebutuhan tenaga kerja di perkebunan, konstruksi, dan manufaktur membuat Malaysia menjadi pilihan utama bagi para pekerja migran.

Jepang menempati posisi kedua dengan jumlah mencapai 108.651 orang. Lonjakan ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah Jepang yang membuka jalur tenaga kerja asing melalui program magang Technical Intern Training Program (TITP) dan visa pekerja keterampilan khusus Specified Skilled Worker (SSW). Kebijakan tersebut memberi peluang besar bagi warga Indonesia untuk bekerja di berbagai sektor.

Selain itu, populasi Jepang yang menua menciptakan permintaan tinggi akan tenaga kerja muda, sehingga perusahaan aktif merekrut pekerja dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Gelombang migrasi ke Jepang semakin terlihat sejak 2015. Saat itu jumlah warga Indonesia di Jepang naik hampir dua kali lipat menjadi 28.228 orang. Lima tahun kemudian, pada 2020, jumlahnya melonjak lagi menjadi 52.690 orang. Hingga 2024, jumlahnya menembus 108 ribu orang.

Mayoritas bekerja di sektor manufaktur, perawatan lansia, konstruksi, pertanian, dan perikanan. Bagi generasi muda, Jepang juga populer sebagai tempat magang yang sekaligus membuka jalan untuk belajar bahasa dan budaya kerja.

Selain Malaysia dan Jepang, beberapa negara lain juga menjadi tujuan besar pekerja Indonesia. Uni Emirat Arab tercatat menampung 96.860 orang, disusul Taiwan dengan 94.660 orang. Bangladesh menampung 63.611 orang, Singapura 59.404 orang, Australia 42.752 orang, Belanda 42.468 orang, dan Arab Saudi 40.055 orang.

Data ini menunjukkan bahwa mobilitas tenaga kerja Indonesia tersebar luas, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga hingga Timur Tengah, Eropa, dan Australia.
Fenomena meningkatnya jumlah pekerja migran ini bukan hanya soal pengiriman devisa ke tanah air.

Migrasi juga membuka peluang transfer keterampilan, pemahaman lintas budaya, serta membentuk jaringan diaspora yang berpotensi memperkuat posisi Indonesia di kancah global.(*)


Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin