LULUS sekolah bukan lagi soal ijazah di tangan. Bagi anak muda hari ini, itu adalah awal dari pencarian jati diri, kebebasan dan makna dalam dunia kerja yang penuh tantangan.
Temuan menarik datang dari laporan Graduate Outlook Survey 2025 yang dirilis oleh CFA Institute. Survei ini dilakukan sejak 28 April 2022 hingga awal 2025, melibatkan 9.032 responden dari berbagai negara seperti Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, Inggris, Spanyol, Arab Saudi, India, Singapura, China, dan Hong Kong. Fokus survei ini adalah generasi muda berusia 18–25 tahun yang sedang atau baru saja menyelesaikan pendidikannya.
Hasil survei menunjukkan gaji tetap menjadi faktor utama yang dicari oleh 58 persen responden. Di urutan berikutnya, aturan kerja seperti fleksibilitas waktu atau sistem kerja hybrid dinilai penting oleh 49 persen. Jenjang karier dan tunjangan menyusul di angka 48 persen, menunjukkan anak muda juga menaruh perhatian pada keberlanjutan dan keamanan dalam pekerjaan.
Selain itu, lokasi kerja juga menjadi pertimbangan bagi 33 persen responden. Disusul fasilitas tambahan seperti wellness program atau pelatihan dengan 31 persen. Sementara itu, 30 persen mengaku tertarik pada kesempatan bekerja di luar negeri. Hanya 23 persen yang memprioritaskan lingkungan kerja. Sisanya sebanyak 2 persen menyatakan tidak mencari aspek tertentu.

Data ini menjadi sinyal penting bagi perusahaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Fresh graduate masa kini bukan hanya mengejar penghasilan, tetapi juga menginginkan pekerjaan yang memberi ruang untuk tumbuh dan dihargai. Dunia kerja kini makin kompetitif dan cepat berubah. Perusahaan yang adaptif dan memahami kebutuhan anak muda berpeluang besar menjadi dream company.(*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin