DI TENGAH persaingan infrastruktur transportasi di Asia Tenggara, Indonesia berhasil mencatat sejarah baru. Bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga kebanggaan nasional yang hadir lewat deru rel dan lintasan modern yang membelah kota-kota strategis.
Data Southeast Asia’s railways 2025, kereta cepat Whoosh (Kereta Cepat) milik Indonesia dinobatkan sebagai yang tercepat di Asia Tenggara dengan kecepatan maksimal hingga 350 kilometer per jam. Angka ini jauh mengungguli layanan kereta dari negara-negara tetangga. Malaysia, misalnya, memiliki KTM Komuter dengan kecepatan 175 kilometer per jam, disusul KLIA Express (160 kilometer per jam) yang melayani jalur bandara, serta Electric Train Service (ETS) dengan kecepatan 140 kilometer per jam.
Thailand memiliki Bangkok Airport Rail Link dan kereta Sprinter yang masing-masing melaju hingga 160 kilometer per jam dan 120 kilometer per jam. Sementara itu, Laos mengandalkan Boten–Vientiane Railways yang bekerja sama dengan Tiongkok dan juga melaju hingga 160 kilometer per jam.

Whoosh mengandalkan teknologi CR400AF Fuxing dari Tiongkok yang dirancang untuk kecepatan tinggi. Jalurnya dibangun eksklusif sepanjang 142,3 km tanpa perlintasan sebidang. Faktor geografis dan keputusan untuk membangun dari nol, bukan sekadar upgrade dari jalur lama. Hal ini membuat Whoosh bisa beroperasi optimal. Tidak hanya cepat, kereta ini juga menjadi simbol modernisasi dan kemajuan teknologi transportasi Indonesia.
Prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi pelopor dalam membangun infrastruktur kelas dunia di kawasan. Di tengah persaingan regional, kehadiran Whoosh menjadi langkah besar untuk konektivitas, efisiensi, dan kebanggaan nasional yang melaju secepat relnya.(*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin