Inflasi Nasional dan Daerah
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam periode tertentu. Faktor pemicunya antara lain peningkatan permintaan, biaya produksi, dan kebijakan moneter.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi nasional pada Desember 2024 sebesar 2,56 persen (year-on-year/y-o-y) dan 0,29 persen (month-on-month/m-o-m). Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional berada di angka 107,82. Angka ini naik tipis dari November 2024 yang mencatat inflasi tahunan 2,50 persen dan IHK 107,50.
Di Kalimantan Timur, inflasi y-o-y pada Desember 2024 mencapai 1,47 persen. Angka ini naik dari 0,39 persen pada Desember 2023, tetapi masih di bawah rata-rata nasional. Inflasi m-o-m naik menjadi 0,32 persen dari 0,28 persen.

Kondisi di Samarinda
Samarinda mencatat inflasi y-o-y sebesar 1,50 persen pada Desember 2024, turun dari 2,97 persen pada Desember 2023. Penurunan ini menandakan harga lebih stabil dibanding tahun sebelumnya. Namun, inflasi m-o-m naik dari 0,28 persen pada November menjadi 0,32 persen di Desember. IHK Samarinda juga naik dari 107,85 menjadi 108,10.
Kenaikan harga terutama terjadi di sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya (5,71 persen), kesehatan (4,99 persen), serta restoran (3,25 persen). Faktor pendorongnya meliputi biaya layanan yang meningkat, harga obat-obatan, dan kenaikan harga bahan baku makanan.
Sektor yang Mengalami Penurunan Harga
Tiga sektor mengalami deflasi: transportasi (-1,13 persen), informasi dan komunikasi (-0,92 persen), serta perlengkapan rumah tangga (-0,18 persen). Penurunan harga ini memberi sedikit ruang bagi daya beli masyarakat, meski deflasi berkepanjangan dapat menghambat investasi dan menambah pengangguran.

Dampak Terhadap Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi
Penelitian The Impact of Inflation on Economic Growth: A Case Study of Developing Countries oleh Muhammad Khan dkk (2016) menyebut kenaikan harga di sektor perawatan pribadi, kesehatan, dan restoran dapat menekan daya beli dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, deflasi di sektor transportasi dan komunikasi dapat membantu daya beli, meski risikonya tetap ada bila berlangsung lama.
Baca juga: UMK Kalimantan Timur 2025, Berau Tertinggi Rp 4,08 Juta
Langkah Antisipasi
Pemerintah perlu menstabilkan harga melalui subsidi atau insentif, khususnya di sektor kesehatan dan bahan pangan. Deflasi di sektor tertentu juga perlu diawasi agar tidak menurunkan investasi.
Masyarakat disarankan untuk mengatur keuangan dengan lebih bijak, memprioritaskan kebutuhan pokok, dan memanfaatkan penurunan harga di sektor transportasi dan komunikasi untuk menghemat pengeluaran. Dalam jangka panjang, diversifikasi ekonomi dan edukasi finansial menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Samarinda tetap stabil.(*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin