ANTRIAN panjang penonton memadati lobi bioskop. Gelak tawa anak-anak pecah mengikuti setiap adegan Film Jumbo di layar lebar. Fenomena ini membuktikan industri film nasional kembali menjadi raja di negeri sendiri.
Memasuki kuartal terakhir 2025, Jumbo dan Pabrik Gula masih kokoh bertahan di dua teratas box office 2025. Jumbo meraih 10.233.002 penonton dan Pabrik Gula meraih 4.726.760 penonton per 20 Oktober 2025. Bahkan, film The Conjuring Last Rites hanya mampu menempati posisi ketiga.
Film horor yang digadang-gadang ini hanya memperoleh 3.478.416 penonton. Tahun ini bisa kita sebut sebagai tahun gemilangnya film-film nasional. Ada enam film nasional masuk 10 besar top box office 2025. Angka besaran penontonnya mengalahkan film-film superhero Marvel dan DC.
Dominasi Film Nasional di Peringkat 10 Besar
Selain Jumbo dan Pabrik Gula, ada empat film nasional lainnya masuk sepuluh besar. Keempatnya menempati posisi kelima hingga kedelapan secara berturut-turut. Mereka adalah Petaka Gunung Gede (3.242.843 penonton), Sore: Istri Dari Masa Depan (3.082.079 penonton), Komang (3.002.303 penonton), dan Jalan Pulang (2.879.216 penonton).
Posisi sepuluh besar selanjutnya diisi film mancanegara. Film-film tersebut adalah Demon Slayer -Kimetsu No Yaiba- The Movie: Infinity Castle (2.504.705 penonton), Mission: Impossible – The Final Reckoning (2.490.000 penonton), dan Jurassic World: Rebirth (2.425.522 penonton). Waralaba Mission Impossible (MI) memiliki basis fans yang sangat besar di Indonesia. Target penonton sebenarnya jauh melebihi angka perolehan tersebut. Hal ini terjadi karena Mission: Impossible – The Final Reckoning merupakan film MI terakhir yang dibintangi Tom Cruise.
Film yang tak terduga adalah Demon Slayer -Kimetsu No Yaiba- The Movie: Infinity Castle. Jumlah penonton pada film sebelumnya cukup besar untuk penonton anime, yaitu di kisaran 300 ribuan. Namun, rupanya selang beberapa waktu, jumlah penggemar anime ini terus bertambah berkali-kali lipat. Akibatnya, jumlah penonton membludak pada sekuelnya yang rilis tahun ini.

Dominasi film nasional memperlihatkan selera penonton lokal sudah bergeser. Penonton kini lebih memilih cerita yang memiliki kedekatan emosional dan budaya. Hal ini menandakan industri film Indonesia mampu bersaing kualitas. Industri film Indonesia berhasil menarik kembali perhatian dari dominasi waralaba Hollywood.
Data penonton bioskop yang dirilis oleh Cinepoint merupakan hasil tracking tiket bioskop secara real time. Data ini juga berasal dari berbagai sumber tepercaya. Saat ini, film The Conjuring: Last Rites dan Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung masih tayang. Oleh karena itu, posisi top box office 2025 masih bisa berubah. Apalagi, masih banyak film baru yang akan tayang. Film Avatar: Fire and Ash diperkirakan akan meledak di bioskop.
Data ini memberikan makna penting bagi produser film lokal. Kekuatan cerita orisinal ternyata mampu menembus angka jutaan penonton. Data ini menunjukkan penonton Indonesia tidak lagi bergantung pada franchise besar Hollywood. Mereka kini memberikan dukungan masif kepada film-film karya anak bangsa.
Fenomena ini adalah kabar baik bagi ekosistem perfilman Indonesia. Kita harus terus mendorong lahirnya karya-karya lokal yang inspiratif dan berkualitas. (*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin