AI Jadi ‘Rekan Belajar’: 95 persen Mahasiswa RI Gunakan AI dalam Proses Pembelajaran

kaltimes.com
27 Jul 2025
Share

PENGGUNAAN AI di kalangan mahasiswa Indonesia tertinggi di dunia, tapi perlu dibarengi etika dan kemampuan berpikir kritis. Mengandalkan kecerdasan buatan (AI) kini bukan sekadar tren, tapi sudah menjadi bagian dari keseharian mahasiswa Indonesia. Dari mencari referensi jurnal, menyusun esai, hingga memecahkan soal matematika, teknologi ini jadi ‘rekan belajar’ yang setia.

Laporan Global Student Survey 2025 dari Chegg menyebutkan bahwa empat dari lima mahasiswa global telah memanfaatkan AI generatif (GenAI) dalam mendukung proses belajar mereka. Hanya 20 persen yang belum pernah menggunakan AI sama sekali. Angka ini menunjukkan bahwa AI makin tak tergantikan dalam mendampingi kehidupan akademik mahasiswa di seluruh dunia.

Dari sisi negara, Indonesia mencatatkan angka tertinggi dengan 95 persen mahasiswa mengaku menggunakan AI. Data ini menjadikan Indonesia memimpin global dalam adopsi teknologi ini di bidang pendidikan tinggi. Disusul oleh Malaysia (90 persen), Arab Saudi (89 persen), dan Spanyol (87 persen).

Negara lain seperti Brasil, Korea Selatan, dan India berada di angka 84 persen, sementara Kenya dan Meksiko masing-masing 83 persen. Afrika Selatan melengkapi daftar dengan 81 persen. Ini menunjukkan bahwa pemanfaatan AI tidak terbatas pada negara maju, tetapi juga merata di berbagai belahan dunia.

Di sisi lain, pakar pendidikan dari IAIN Madura (2024), Imam Basofi, menyoroti pentingnya pemanfaatan AI secara etis dan kritis. Ia menyatakan  AI bisa menjadi alat bantu yang kuat untuk meningkatkan literasi mahasiswa, asalkan tidak digunakan secara pasif. Mahasiswa perlu mengasah kemampuan analisis dan pemahaman mendalam. Tanpa itu, mereka berisiko hanya menjadi konsumen informasi yang bergantung pada mesin.

Maraknya penggunaan AI oleh mahasiswa Indonesia menunjukkan besarnya potensi pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan. Namun, agar tak sekadar menjadi alat instan, penting bagi institusi pendidikan untuk membekali mahasiswa dengan literasi digital, etika penggunaan AI, dan keterampilan berpikir kritis demi menciptakan ekosistem akademik yang sehat dan berdaya saing tinggi. (*)

Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin