Hepatitis B Masih Mengintai: Lindungi Ibu dan Bayi Sejak Dini

kaltimes.com
31 Jul 2025
Share

TIDAK semua penyakit menunjukkan gejala sejak awal. Tapi dampaknya bisa sangat panjang. Itulah yang membuat Hepatitis B begitu berbahaya, terutama bagi ibu dan bayi.

Penyakit ini menyerang hati dan bisa menular dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat persalinan. Jika tidak dicegah, infeksi ini bisa berkembang menjadi kronis dan memicu kanker hati. Penularan bisa terjadi tanpa disadari, karena banyak pengidap tidak menunjukkan gejala.

Prevalensi hepatitis B di Indonesia terus menurun dalam satu dekade terakhir. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencatat, kasus hepatitis B untuk seluruh kelompok umur turun dari 7,1 persen pada 2013 menjadi 2,4 persen pada 2023. Penurunan terbesar terjadi pada balita. Pada 2013, angkanya 4,2 persen. Kini, hanya 0,1 persen.

Dilansir Kaltimpost (30/7/2025), Dinas Kesehatan Kalimantan Timur memperkuat deteksi dini hepatitis B sejak awal 2025. Sebanyak 55 ribu ibu hamil telah menjalani skrining. Hasilnya, 1.197 ibu positif terinfeksi. Deteksi dini seperti ini sangat penting karena penanganan sejak awal dapat melindungi bayi sejak dalam kandungan.

Selain skrining, pemerintah juga memperluas vaksinasi hepatitis B. Vaksin ini masuk dalam 14 jenis imunisasi dasar untuk balita. Kini, vaksinasi juga menyasar anak-anak sekolah lewat pemeriksaan kesehatan rutin. Target cakupan deteksi dini di Kaltim tahun lalu bahkan nyaris menyentuh angka nasional, yaitu 96,7 persen.

Upaya pencegahan tak boleh kendor. Vaksinasi dan pemeriksaan rutin jadi cara utama agar masyarakat tak terpapar hepatitis B, khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan bayi.(*)

Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin