Pengepungan di Bukit Duri dan The Shadow Strays Borong 12 Nominasi FFI

kaltimes.com
26 Okt 2025
Share

TEPUK tangan bergemuruh membanjiri ruang teater. Sorak sorai penonton menyambut nama-nama yang disebut di layar. Suasana ini melambangkan pengakuan tertinggi bagi sebuah karya sinema.

Film merupakan sebuah karya seni yang patut mendapat apresiasi bergengsi. Oleh sebab itu, Festival Film Indonesia (FFI) memberikan pengakuan tertinggi melalui Piala Citra. Setelah melalui tahap shortlist, FFI mengumumkan peraih nominasi pada Minggu (19/10/2025). Dua film mendominasi daftar tahun ini. Pengepungan di Bukit Duri dan The Shadow Strays sama-sama mengantongi nominasi terbanyak.

Film dengan Nominasi Piala Citra Terbanyak

Film Pengepungan di Bukit Duri berhasil mencuri hati dewan juri. Film garapan Joko Anwar ini mengumpulkan 12 nominasi Piala Citra. Film ini mengangkat isu kekerasan anak sekolah dan diskriminasi.

Pengepungan bersaing ketat dengan film laga The Shadow Strays. Timo Tjahjanto menyutradarai film The Shadow Strays. Menariknya, film ini tayang di platform streaming Netflix, bukan di bioskop nasional.

Film Perang Kota menduduki urutan ketiga. Film ini meraih 10 nominasi Piala Citra. Latar cerita mengambil masa Agresi Militer Belanda. Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis menjadi sumber inspirasi Perang Kota.

Di posisi keempat, Sore: Istri dari Masa Depan meraih delapan nominasi Piala Citra. Yandy Laurens menyutradarai film ini. Genre film adalah drama romantis dengan bumbu fantasi.

Tiga film berada di urutan berikutnya. Gowok: Kamasutra Jawa, Jumbo, dan Pangku sama-sama meraih tujuh nominasi. Namun demikian, di antara ketiganya, Pangku belum rilis secara reguler di bioskop. Jumbo mencatat sejarah baru. Film ini menjadi animasi pertama masuk nominasi Film Cerita Panjang Terbaik.

Panggil Aku Ayah mendapatkan enam nominasi. Film tersebut menempati posisi kedelapan. Selanjutnya, Siapa Dia dan Home Sweet Loan melengkapi sepuluh besar. Kedua film itu sama-sama meraih empat nominasi. Faktanya, ketiga film drama ini mendapat banyak pujian dari penonton.

Keberagaman Genre dan Platform

Daftar nominasi ini menunjukkan keberagaman tren sinema nasional. Genre drama, laga, animasi, hingga fantasi bersaing ketat. Lebih lanjut, platform streaming memperlihatkan pengaruh besar. Film yang tidak tayang di bioskop tetap memiliki kesempatan besar mendapatkan penghargaan tertinggi. Hal ini membuktikan kualitas cerita menjadi penentu utama.

FFI tahun ini menghargai keberanian tema. Sebagai contoh, Pengepungan di Bukit Duri membawa isu sensitif. Perang Kota mengingatkan pada sejarah nasional. Sementara itu, Jumbo membuka pintu bagi film animasi Indonesia. FFI menunjukkan apresiasi setara terhadap film bertema sosial mendalam maupun film blockbuster aksi cepat.

Sutradara perlu menciptakan karya orisinal untuk menembus daftar nominasi FFI. Film harus memiliki narasi kuat dan teknis produksi yang solid. Oleh karena itu, perlu ada eksplorasi genre baru. Jumbo membuktikan genre animasi mampu bersaing. Selain itu, sutradara harus mempertimbangkan strategi rilis. Platform streaming memberikan jalur alternatif meraih pengakuan kritis.

Penghargaan ini menjadi energi baru bagi industri film. Piala Citra mengajak seluruh sineas terus berkarya dengan kualitas terbaik. (*)


Penulis: Dwi Lena Irawati
Editor: Amin