GAYA hidup hemat atau frugal living semakin populer di kalangan Gen Z (kelahiran 1997-2012) Indonesia sebagai strategi cerdas dalam mengelola keuangan di tengah tantangan ekonomi saat ini.
Berdasarkan survei IDN Research Institute yang diakses pada 6 Maret 2025 pukul 16.17 Wita, penelitian ini melibatkan 602 responden dari 10 kota besar di Indonesia (Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan dan Makassar) didapati 59 persen Gen Z mengadopsi frugal lifestyle sebagai strategi pengelolaan finansial. Selain itu, 48 persen Gen Z mencari penghasilan tambahan, sementara 51 persen lainnya rutin menabung sebagai bagian dari perencanaan keuangan mereka.
Gen Z menerapkan berbagai pendekatan kreatif untuk menghemat pengeluaran dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 60 persen Gen Z aktif mencari promosi dan diskon untuk mendapatkan harga terbaik. Selain itu, 54 persen memilih untuk mengurangi kegiatan sosial, seperti berkumpul dengan teman guna menekan pengeluaran. Dalam hal hiburan, 37 persen lebih memilih opsi yang lebih terjangkau agar tetap bisa menikmati waktu luang tanpa membebani keuangan. Sementara itu, 30 persen memilih olahraga yang lebih ekonomis, seperti berlari, daripada berlangganan keanggotaan gym yang membutuhkan biaya lebih besar.
Dibandingkan dengan Milenial, Gen Z lebih cenderung menerapkan frugal living, sedangkan Milenial lebih fokus mencari penghasilan tambahan. Survei menunjukkan bahwa hanya 49 persen Milenial yang mengadopsi frugal living, lebih rendah dibandingkan Gen Z yang mencapai 59 persen. Sebaliknya, 57 persen Milenial lebih aktif mencari penghasilan tambahan, dibandingkan dengan 48 persen Gen Z.

Setiap generasi menyesuaikan strategi finansialnya dengan kondisi dan tantangan yang mereka hadapi. Gen Z memilih frugal living karena strategi ini mudah diterapkan dan hanya membutuhkan disiplin dalam pengeluaran. Menurut IDN Research Institute dalam laporan “Indonesia Gen Z Report” (2024), pendekatan ini dianggap lebih realistis bagi Gen Z karena sebagian besar dari mereka masih berada dalam tahap awal karier dan memiliki keterbatasan penghasilan.
Sementara itu, Milenial cenderung fokus pada peningkatan pendapatan sebagai solusi utama. Cara milenial untuk meningkatkan pendapatan melalui pekerjaan sampingan atau jalur karier yang lebih stabil. Mereka memiliki pengalaman kerja yang lebih matang serta jaringan profesional yang lebih luas. Hal ini memberi mereka akses yang lebih baik untuk mendapatkan sumber penghasilan tambahan.
Di sisi lain, bagi kebanyakan Gen Z, pekerjaan sampingan masih menjadi sumber pendapatan pelengkap, bukan utama. Hanya Gen Z yang lebih tua (21-26 tahun) yang mulai lebih aktif dalam pekerjaan sampingan untuk menambah stabilitas finansial.
Tingginya adopsi frugal living di kalangan Gen Z tidak terlepas dari tantangan ekonomi yang mereka hadapi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 9,89 juta atau 22,5 persen dari 44,47 juta penduduk berusia 15-24 tahun menganggur per Agustus 2023. Tingginya angka pengangguran ini menandakan sulitnya Gen Z memperoleh pekerjaan yang layak. Selain itu, kesenjangan keterampilan antara lulusan SMA/SMK dengan kebutuhan industri semakin menyulitkan mereka dalam bersaing di pasar kerja (Pikiran Rakyat, 2018).
Situasi ini diperparah oleh ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya biaya hidup, yang memaksa Gen Z untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Dilansir dari website mediakeuangan.kemenkeu.go.id, penerapan frugal living memungkinkan Gen Z untuk beradaptasi dengan kondisi ekonomi saat ini dan mempersiapkan masa depan yang lebih stabil. Dengan usia karier yang masih pendek dan pendapatan yang cenderung cukup, strategi ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun fondasi finansial yang kuat serta menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan lebih tangguh.
Gen Z Indonesia semakin mengadopsi frugal living sebagai strategi finansial untuk menghadapi pengangguran tinggi, pendapatan terbatas, dan ketidakpastian ekonomi. Dibandingkan Milenial yang lebih fokus mencari penghasilan tambahan, Gen Z lebih memilih menghemat pengeluaran melalui diskon, pengurangan aktivitas sosial dan pilihan hiburan serta olahraga yang lebih ekonomis. Dengan menerapkan gaya hidup hemat, mereka dapat menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi saat ini dan membangun stabilitas finansial yang lebih kuat di masa depan. (*)
Penulis: Dwi Lena Irawati
Editing: Amin